Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi digital, pembuatan sebuah website yang efektif dan menarik bagi pengguna merupakan suatu keharusan. Dibalik tampilan yang menawan dari suatu website, terdapat tahapan penting dalam perancangannya yang disebut sebagai wireframe. Namun, apa itu wireframe?
Artikel ini akan mengulas tentang wireframe mulai dari pengertian hingga peran pentingnya bagi website. Mari simak dengan seksama!
Daftar Isi
Apa itu Wireframe?
Wireframe adalah fondasi utama dalam proses desain UI/UX berupa representasi visual sederhana yang digambarkan secara skematis. Ini adalah langkah awal dalam proses desain web atau aplikasi yang membantu dalam menggambarkan struktur dasar dari halaman atau layar tanpa detail grafis atau elemen desain yang lengkap.
Tujuan utama dari wireframe adalah untuk menunjukkan tata letak elemen-elemen utama seperti blok teks, gambar, tombol, dan area konten lainnya serta hubungan antara elemen-elemen tersebut.
Wireframe membantu dalam menyusun struktur dan hierarki informasi sehingga desainer dan pengembang dapat memahami dan menyesuaikan elemen-elemen yang akan ditampilkan sebelum melangkah ke tahap desain yang lebih rinci.
Biasanya, UI Designer atau UX Designer menggunakan perangkat lunak khusus seperti Figma, Adobe Illustrator, Zeppelin, atau alat sejenis lainnya untuk membuat wireframe. Perangkat-perangkat ini membantu dalam pembuatan desain sederhana yang terdiri dari kotak-kotak dan garis-garis, yang membentuk tata letak dan elemen-elemen dasar dari sebuah website atau aplikasi.
Wireframe sering kali memiliki tampilan yang kasar, dengan garis-garis sederhana, bentuk-bentuk dasar, dan teks placeholder untuk merepresentasikan elemen-elemen yang akan ada di antarmuka pengguna. Ini membantu dalam fokus pada susunan dan fungsionalitas tanpa terlalu terjebak pada aspek estetika dari desain grafis yang lebih detail.
Tipe-tipe Wireframe
Setelah mengetahui apa itu wireframe, Anda juga perlu tahu tipe-tipenya. Meskipun tidak ada batasan yang pasti, umumnya wireframe dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis berbeda berdasarkan tingkat kompleksitasnya. Di bawah ini adalah uraian dari ketiganya.
1. Wireframe Low-Fidelity
Wireframe low-fidelity adalah jenis yang paling sederhana, memberikan gambaran dasar yang fokus pada tata letak, navigasi, dan struktur informasi. Jenis ini menampilkan antarmuka pengguna tanpa detail yang mendalam seperti proporsi, grid, atau ukuran piksel.
Selain menggunakan aplikasi atau perangkat lunak khusus, wireframe juga bisa diciptakan secara manual melalui sketsa tangan. Dengan demikian, wireframe jenis ini dapat diakses dengan mudah oleh pemula.
2. Wireframe Mid-Fidelity
Wireframe mid-fidelity merupakan jenis yang memiliki tata letak dan detail yang lebih lengkap. Biasanya, pada jenis ini, desainer menyertakan catatan untuk menjelaskan elemen, fungsionalitas, dan interaksi antarmuka. Hal ini memungkinkan tim untuk menetapkan kerangka desain sebelum menambahkan aspek desain visual.
3. Wireframe High-Fidelity
Wireframe high-fidelity merupakan jenis wireframe dengan detail paling lengkap, bahkan terlihat seperti mockup awal produk. Ini disebabkan karena pada tingkat ini, wireframe sudah memasukkan desain visual yang interaktif.
Di samping itu, desainer juga dapat menambahkan elemen merek seperti logo, font, dan warna untuk memberikan nuansa produk akhir.
Cara Membuat Wireframe
Proses pembuatan wireframe untuk sebuah website melibatkan beberapa tahapan penting. Adapun langkah-langkah dalam pembuatan wireframe website sebagai berikut.
1. Mengidentifikasi Tujuan Utama
Langkah awal dalam pembuatan wireframe adalah menetapkan tujuan utama website, apakah itu untuk tujuan penjualan, penyediaan informasi, atau pengalaman pengguna tertentu.
Ini melibatkan pemahaman yang mendalam terhadap audiens target, preferensi mereka, dan harapan yang ingin dicapai. Dengan persiapan yang matang, proses pembuatan wireframe dapat berjalan lebih lancar dan efisien.
2. Memilih Ukuran yang Tepat
Wireframe sebaiknya disesuaikan dengan ukuran layar perangkat yang menjadi target audiens. Hal ini karena tampilan sebuah website atau aplikasi dapat berbeda tergantung pada resolusi dan perangkat yang digunakan. Berikut adalah ukuran standar wireframe untuk beberapa jenis layar menurut Figma.
Mobile: 1080p x 1920p
Tablet 8”: 800p x 1280p
Tablet 10”: 1200p x 1920p
Desktop: 768p x 1366p
3. Menentukan Elemen Kunci dalam Wireframe
Dalam merancang wireframe, beberapa elemen kunci perlu diperhatikan seperti struktur halaman, navigasi yang jelas, konten utama yang terorganisir, interaksi pengguna, pemisahan elemen yang jelas, responsivitas terhadap berbagai perangkat, pengukuran dan jarak yang tepat antar elemen.
4. Desain Sederhana dan Konsisten
Selain mengatur ukuran dan elemen kunci, wireframe sebaiknya dibuat dengan sederhana. Pemilihan warna yang tepat juga menjadi penting karena survei menunjukkan bahwa warna memiliki peran penting dalam desain web. Konsistensi dalam desain membantu mempertahankan kejelasan dan memastikan pengalaman pengguna yang lebih baik.
5. Memilih Alat dan Perangkat Lunak Wireframing
Ada banyak alat dan perangkat lunak yang dapat digunakan untuk membuat wireframe, seperti Adobe XD, Sketch, Balsamiq, Figma, InVision, Axure RP, dan MockFlow. Pemilihan alat ini akan bergantung pada kebutuhan proyek serta preferensi desainer.
Selain alat dan perangkat lunak yang disebutkan, terdapat juga template wireframe yang dapat diunduh dan disesuaikan sesuai kebutuhan proyek. Menggunakan alat yang tepat dapat mempercepat dan mempermudah proses pembuatan wireframe sesuai dengan kebutuhan yang ada.
Alasan Mengapa Wireframe Penting Bagi Website
Wireframe berperan penting dalam memfasilitasi proses desain dan pengembangan produk. Tidak hanya sebagai alat bantu, namun wireframe memiliki fungsi penting lainnya seperti di bawah ini.
1. Mengilustrasikan Konsep Awal
Wireframe memberikan gambaran konsep awal terkait struktur dan tata letak website. Ini membantu pengaturan komponen seperti judul, posisi konten, navigasi, dan elemen lainnya bagi pengembang dan desainer. Selain itu, wireframe memperjelas alur dan interaksi antar halaman serta memudahkan pemahaman tim terhadap produk.
2. Identifikasi Dini Masalah yang Mungkin Terjadi
Dengan menggunakan wireframe, tim dapat mengenali kekurangan dan potensi masalah sejak tahap awal. Ini mencakup masalah dalam desain seperti tata letak yang kurang pas, navigasi yang rumit, hingga potensi masalah dalam fungsionalitas halaman yang mungkin terlewat.
Dengan panduan visual yang jelas, masalah-masalah tersebut dapat teridentifikasi sejak dini sehingga perbaikan dapat dilakukan dengan cepat dan tepat.
3. Meningkatkan Efisiensi Proses Kerja
Dengan pengenalan dini terhadap masalah, keputusan perubahan dapat diambil dengan cepat tanpa terjebak pada detail-detail yang kurang relevan di tahap awal. Hal ini menghemat waktu dan sumber daya yang dibutuhkan, membuat proses kerja menjadi lebih efisien.
Bayangkan jika masalah muncul setelah membuat mockup atau prototipe. Hal ini akan sangat merepotkan karena tim harus memeriksa kembali elemen yang terhubung.
4. Meningkatkan Kolaborasi Tim
Dalam proses perancangan dan pengembangan, kolaborasi tim merupakan tantangan karena melibatkan banyak aspek. Keberadaan wireframe memungkinkan semua anggota tim, termasuk pengembang, desainer, dan pemangku kepentingan lainnya, untuk melihat struktur produk secara jelas dan memahami tugas mereka dengan lebih baik.
Dapatkan Kemudahan Membuat Website dengan Amsa Studio!
Ingin memiliki website berkualitas tanpa kerumitan? Amsa Studio hadir untuk mewujudkannya! Dengan layanan jasa pembuatan website yang andal, Amsa membantu Anda menciptakan website yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan.
Amsa akan merancang website dengan menggunakan wireframe sebagai fondasi utama untuk menggarap setiap detail dengan tepat. Jangan lewatkan kesempatan ini, kunjungi website Amsa sekarang juga dan temukan penawaran terbaik!